Jakarta – Kebakaran hutan yang melanda California, dimulai dari Los Angeles pada 7 Januari 2025 dan masih berlanjut hingga awal pekan ini, telah dinyatakan sebagai salah satu bencana alam termahal dalam sejarah Amerika Serikat.
Menurut laporan dari AccuWeather, total kerugian ekonomi akibat kebakaran ini diperkirakan mencapai lebih dari 250 miliar dolar AS, yang setara dengan sekitar 4.042 triliun rupiah (berdasarkan kurs Rp 16.170 per USD).
Kepala Meteorologi AccuWeather, Jonathan Porter, mengatakan, “Api yang cepat menyebar dan didorong oleh angin kencang ini telah menciptakan salah satu kebakaran hutan paling merugikan dalam sejarah modern AS. Angin yang kuat telah membawa api ke area yang padat rumah mewah, dan kehancuran yang ditinggalkan sangat memilukan, dengan dampak ekonomi yang sangat mengejutkan.”
Dari informasi yang ada, total kerugian diperkirakan berada di rentang 250 hingga 275 miliar dolar AS, mencakup hilangnya nyawa, gangguan dalam bisnis, serta dampak ekonomi lainnya.
Kebakaran paling parah terjadi di daerah Santa Monica hingga Malibu, yang dikenal sebagai kawasan real estat termahal di AS, dengan harga rumah rata-rata di atas 2 juta dolar AS. Sebelumnya, JP Morgan memperkirakan kerugian hanya sekitar 50 miliar dolar, namun angka tersebut ternyata jauh lebih tinggi.
Dilaporkan oleh Los Angeles Times, ratusan petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk menangani berbagai kebakaran di perbukitan sekitar Los Angeles dan Ventura. Kebakaran juga melanda daerah dekat Castaic, Sepulveda Pass yang dihuni oleh masyarakat kelas atas seperti Brentwood dan Bel-Air, serta lahan pertanian di Ventura County. Kebakaran ini telah menghanguskan ribuan hektare lahan di Los Angeles dan menghancurkan hampir 16.000 bangunan.
CoreLogic, sebuah penyedia solusi informasi dan analitik properti terkemuka, juga memberikan estimasi awal kerugian akibat kebakaran ini. Mereka mencatat bahwa kerusakan terbesar terjadi pada properti residensial, dengan proyeksi pembayaran asuransi mencapai 35 hingga 45 miliar dolar untuk pemilik rumah dan bisnis yang terdampak.
Tom Larsen, Direktur Senior CoreLogic Insurance Solutions, menekankan pentingnya merancang ulang pembangunan dengan mempertimbangkan praktik mitigasi untuk mencegah terulangnya bencana serupa di masa depan. “Los Angeles adalah komunitas yang tangguh, dan saat mereka berupaya membangun kembali, penting untuk merancang dengan mempertimbangkan praktik mitigasi, agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” ujarnya pada Kamis, 16 Januari 2025.