Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur (Kaltim) menegaskan bahwa Jembatan Mahakam di Samarinda tidak perlu ditutup sementara pascainsiden tabrakan kapal tongkang pada Kamis (20/2/2025). Keputusan ini diambil setelah rapat koordinasi dengan berbagai pihak terkait di Kantor BBPJN Balikpapan, termasuk perusahaan pemilik kapal, instansi pemerintah, dan operator pelabuhan.
Insiden terjadi pada Minggu (16/2/2025), ketika kapal tongkang bermuatan kayu milik PT Pelayaran Mitra 7 Samudera menabrak dua fender pelindung dan pilar Jembatan Mahakam. Dalam rapat, rekaman CCTV menunjukkan momen tabrakan yang menyebabkan kerusakan pada fender dan lapisan beton bawah jembatan. Namun, hasil pemeriksaan tim BBPJN menyimpulkan bahwa struktur utama jembatan tetap aman.
Kepala BBPJN Kaltim, Hendro Satrio, menjelaskan bahwa meski terdapat pengelupasan dan goresan pada beton, tidak ada kerusakan signifikan yang membahayakan integritas jembatan. “Expansion joint bergeser hanya 0,9 cm, dan tidak ada perbedaan ketinggian vertikal di permukaan jembatan. Kendaraan roda dua maupun empat masih bisa melintas normal,” tegas Hendro.
Sebagai tindakan perbaikan, BBPJN akan segera memasang kembali lapisan fiber-reinforced
polymer (FRP) yang terlepas untuk mencegah korosi. Selain itu, pilar jembatan akan `
Hendro menekankan bahwa PT Pelayaran Mitra 7 Samudera wajib mengganti fender yang rusak. Estimasi biaya perbaikan mencapai Rp35 miliar, termasuk menarik sisa bangkai fender dan pemancangan ulang. “Perusahaan harus bertanggung jawab atas klaim kerusakan ini,” ujarnya.
Untuk mencegah insiden serupa, BBPJN berkolaborasi dengan Universitas Mulawarman mengembangkan sensor digital yang mengukur elevasi air di bawah jembatan. Alat ini akan membantu operator kapal menyesuaikan muatan dan ketinggian saat melintas.
KSOP Kelas 1 Samarinda juga diminta memasang rambu pelampung dan menyiagakan dua kapal pendamping untuk memandu lalu lintas tongkang. “KSOP harus ekstra hati-hati karena fender pelindung sudah tidak ada. Pengawasan ketat sesuai SOP sangat penting,” pesan Hendro.
Kepala Satker PJN Wilayah 1 Kaltim, Akmizal, menyatakan bahwa tim teknis akan berdiskusi dengan pihak perusahaan mengenai teknis penggantian fender, termasuk pemilihan material dan jadwal pelaksanaan. “Mereka bisa mengerjakan sendiri dengan pengawasan kami atau melalui mekanisme lain yang disepakati,” jelasnya.
BBPJN memastikan seluruh langkah perbaikan diprioritaskan demi keamanan masyarakat. Dengan struktur yang tetap kokoh dan sistem pengawasan yang ditingkatkan, Jembatan Mahakam diharapkan tetap menjadi penghubung vital Samarinda tanpa gangguan.
Pihak berwenang mengingatkan seluruh operator kapal untuk mematuhi aturan navigasi, terutama di area jembatan. Kombinasi teknologi, pengawasan manusia, dan penegakan aturan diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk menjaga keandalan infrastruktur strategis ini. (*)