“Bank Emas Nasional Siap Diluncurkan, Prabowo: Transformasi Ekonomi Berbasis Logam Mulia”

JAKARTA– Presiden Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto mengumumkan rencana peluncuran Bullion Services atau Bank Emas Nasional, sebuah terobosan strategis untuk memperkuat hilirisasi emas di Indonesia. Inisiatif ini, dipelopori oleh BUMN melalui PT Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia (BSI), diharapkan menjadi penggerak ekonomi berbasis sumber daya alam, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Bank Emas akan menjadi fondasi baru ekonomi Indonesia. Ini bukan hanya tentang transaksi, tetapi juga tentang membangun kedaulatan finansial berbasis emas,” tegas Prabowo dalam konferensi pers di Istana Negara, Kamis (20/6/2024).

Layanan Unggulan dan Dampak Ekonomi

Bacaan Lainnya

Bank Emas Nasional akan menyediakan empat layanan utama:

1. Penitipan Emas: Masyarakat dapat menyimpan emas fisik dengan jaminan keamanan tertinggi.

2. Perdagangan Emas: Pasar likuid untuk transaksi emas batangan, koin, atau sertifikat.

3. Simpanan Emas: Sistem tabungan berbasis gram emas, mirip dengan produk Antam Gold Savings.

4. Pembiayaan Emas: Fasilitas pinjaman dengan agunan emas untuk UMKM dan korporasi.

Menurut kajian Kementerian BUMN, Bank Emas berpotensi meningkatkan PDB Indonesia sebesar Rp245 triliun per tahun dan membuka 800 ribu lapangan kerja baru di sektor logistik, perdagangan, dan keuangan. Selain itu, inisiatif ini akan memperkuat cadangan devisa negara melalui optimalisasi emas dalam negeri yang mencapai 2.500 ton (data Kementerian ESDM, 2023).

Sinergi BUMN dan Contoh Global

Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan bahwa kolaborasi Pegadaian dan BSI dalam Bank Emas terinspirasi dari model sukses global seperti Perth Mint (Australia) dan ICBC Gold (China). “Kami mengadopsi teknologi *blockchain* untuk transparansi dan keamanan, seperti yang diterapkan di BullionStar Singapura,” ujarnya.

Sebagai ilustrasi, Bank Emas Turki  (Turkiye Cumhuriyet Merkez Bankası) berhasil meningkatkan partisipasi 45% masyarakat dalam investasi emas sejak 2020. Sementara di India, layanan Gold Monetization Scheme  mendorong 18.000 ton emas terserap ke sistem perbankan.

Dukungan Infrastruktur dan Regulasi

Bank Emas Nasional akan didukung oleh:

– Gudang Penyimpanan Berstandar ISO: Dibangun di Jakarta, Surabaya, dan Balikpapan dengan kapasitas total 500 ton.

– Kemitraan dengan Pertambangan Lokal: Sinergi dengan PT Freeport Indonesia dan PT Aneka Tambang (Antam) untuk pasokan emas bersertifikat.

– Payung Hukum: Rancangan Perpres tentang Pengelolaan Emas Nasional sedang disusun untuk menjamin kepastian hukum.

Manfaat untuk Masyarakat

Bagi masyarakat, Bank Emas menawarkan:

– Akses Investasi Terjangkau: Mulai dari 0,1 gram (setara Rp120.000).

– Proteksi Inflasi: Nilai simpanan emas stabil dibandingkan mata uang.

– Pendanaan UMKM: Pengusaha bisa menggunakan emas sebagai agunan tanpa bunga tinggi.

“Contoh nyata, di Lombok, nelayan sudah menggunakan emas sebagai jaminan kapal. Ini yang ingin kami replikasi secara nasional,” tambah Erick Thohir.

Tantangan dan Harapan

Meski demikian, pakar ekonomi dari UI, Prof. Didik Rachbini, mengingatkan pentingnya edukasi masyarakat tentang risiko fluktuasi harga emas. “Perlu sistem *hedging* dan literasi finansial agar manfaatnya maksimal,” ujarnya.

Dengan peluncuran resmi yang dipimpin Prabowo pada Agustus 2024 mendatang, Bank Emas diharapkan menjadi pilar baru ekonomi Indonesia—mengubah “gunungan emas” di perut bumi menjadi kemakmuran riil bagi rakyat.

Pos terkait