Pemuda Muara Muntai bagikan kisah kesuksesan dalam usaha selada Hidroponik. Pemuda bernama Syahrian ini merupakan pendiri usaha selada Hidroponik bernama Kebon Urang Hulu Farm yang berlokasi di Jln. Gunung Sentul, Tenggarong.
Awal mulanya usaha ini berbadan hukum uranghulu farm pada awal tahun 2024, tapi usaha ini sudah mulai beroperasi sejak tahun 2022.
“Awal dari usaha selada ini hanya coba-coba saja tapi setelah dijalani dan ditekuni ternyata potensi khususnya di hidroponik apalagi untuk jenis sayur selada potensial apalagi untuk daerah-daerah perkotaan karena daerah kota ini kan urban yang memang butuh penggerak apalagi di sektor pertanian khususnya anak muda.”kata Syahrian.
Dinamakan “Urang Hulu” karena Pemuda Muara Muntai ini dibesarkan disana di daerah hulu/pedalaman yang terkenal dengan sektor pertanian. Berjalannya waktu, sayangnya peminat menjadi petani berkurang dan hilang sampai sekarang. Merasa tidak akan sukses kalau masih berada disana, Syahrian akhirnya putuskan untuk merantau ke Tenggarong dan tunjukkan kalau Urang Hulu itu bisa jadi petani sukses dan bukan hanya dilakukan oleh orang tua saja. Tapi, generasi muda juga harus bisa membuat lahan pertanian di perkotaan khususnya Tenggarong.
Hal ini tentunya bukan hal yang muda bagi Syahrian sebagai perantau dan memulai usaha Petani di Kaltim. Tantangannya tentu masalah modal.
“Tantangan utama saya dalam usaha selada itu pada pengeluaran modal karena orang pasti selalu berbicara untung, gimana cara dia untung dengan memperbanyak menanam, tapi kadang mereka tidak berfikir untuk cara melempar/mendistribusikan/pemasaran selada saat panen.”jelasnya.
Diketahui, Kebun Urang Hulu menggunakan Hidroponik dengan sistem Eroponik dimana sistem ini menggunakan pipa, talang air yang mana berfokus pada tanah, polybag. 2 cara menanam itu akan pengaruhi rasa dari selada itu sendiri. Kalau selada terasa manis, maka metode budidaya menggunakan teknik Hidroponik.
Syahrian jelaskan pemasaran terkait selada Hidroponik. Lahan lapak kebun selada Urang Hulu Farm memiliki luas sekitar 15 x 25 cm yang mana rencananya akan lebih perluas pekarangan lagi. Harapan untuk UMKM selada ini nantinya akan dibuatkan komunitas dan didata dari Dinas Pertanian atau Penyuluh bisa langsung terjun langsung ke lapangan karena rata – rata petani Selada ini bisa berkembang sendiri atau mandiri tanpa adanya bantuan dari Pemerintah.
Terutama dengan adanya tagline Pemerintah yang mau swasembada Pangan dan akan jadi kesempatan sebagai generasi muda untuk tunjukkan potensi selanda. Dan harusnya bisa dibantu oleh Pemerintah.
“Untuk pemasaran produk selada kami yang jelas ke pasar-pasar dan toko frozen food, untuk itu maka masuk ke supermarket kami belum bisa karna menjaga produksi selada, karna untuk 1 toko saja kita perlu 2.500 lubang ,jika di ecer ke lain susah perputarannya dan kasian pelanggan tetap kami.”kata Syahrian.
:Harapan saya untuk UMKM selada di buatkan komunitas dan didata dari Dinas Pertanian atau penyuluhnya bisa langsung terjun kelapangan karna rata-rata petani selada itu berkembang sendiri/mandiri tanpa ada bantuan pemerintah. Apalagi adanya tagline Pemerintah sekarang ini mau swesambada pangan dan ini salah satu kesempatan kita sebagai anak-anak muda menunjukkan potensi selada kami yang luas tolong dibantu pemerintah, ” sambungnya.***